1.
PENGERTIAN
KOMUNIKASI
Komunikasi
adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari
satu pihak kepada pihak lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan
atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. apabila tidak ada bahasa
verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan
dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya
tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut
komunikasi nonverbal.
2.
Unsur-unsur Organisasi
Unsur – Unsur Organisasi
Setiap
bentuk organisasi akan mempunyai unsur-unsur tertentu, yang antara lain sebagai
berikut :
a. Sebagai Wadah Atau Tempat Untuk Bekerja
Sama
Organisasi adalah merupakan suatu wadah atau tempat
dimana orang-orang dapat bersama untuk mencapai suatu tujuan yang telah
ditetapkan tanpa adanya organisasi menjadi saat bagi orang-orang untuk
melaksanakan suatu kerja sama, sebab setiap orang tidak mengetahui bagaimana
cara bekerja sama tersebut akan dilaksanakan. Pengertian tempat di sini dalam
arti yang konkrit, tetapi dalam arti yang abstrak, sehingga dengan demikian
tempat sini adalah dalam arti fungsi yaitu menampung atau mewadai keinginan
kerja sama beberapa orang untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam pengertian
umum, maka organisasi dapat berubah wadah sekumpulan orang-orang yang mempunyai
tujuan tertentu misalnya organisasi buruh, organisasi wanita, organisasi
mahasiswa dan sebagainya.
b. Proses
kerja sama sedikitnya antar dua orang
Suatu organisasi, selain merupakan tempat kerja sama
juga merupakan proses kerja sama sedikitnya antar dua orang. Dalam praktek,
jika kerja sama tersebut di lakukan dengan banyak orang, maka organisasi itu di
susun harus lebih sempurna dengan kata lain proses kerja sama di lakukan dalam
suatu organisasi, mempunyai kemungkinan untuk di laksanakan dengan lebih baik
hal ini berarti tanpa suatu organisasi maka proses sama itu hanya bersifat
sementara, di mana hubungan antar kerja sama antara pihak-pihak bersangkutan
kurang dapat diatur dengan sebaik-baiknya.
c. Jelas
tugas kedudukannya masing-masing
Dengan adanya organisasi maka tugas dan kedudukan
masing-masing orang atau pihak hubungan satu dengan yang lain akan dapat lebih
jelas, dengan demikian kesimpulan dobel pekerjaan dan sebagainya akan dapat di
hindarkan. Dengan kata lain tanpa orang yang baik mereka akan bingung tentang
apa tugas-tugasnya dan bagaimana hubungan antara yang satu dengan yang lain.
3.
Bagaimana
Penyaluran Ide Melalui Komunikasi
Pada umumnya
komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua
belah pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh
keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan gerak gerik badan seperti
tersenyum,menggelengkan kepala, dan mengangkat bahu. Dalam menyalurkan ide atau
solusi harus ada si pengirim (sender) dan si penerima (receiver). Ide-ide yang
diambil pun tidak sembarangan, tetapi ada penyaringan dan seleksi untuk diambil
ide manakah yang terbaik untuk di ambil dan dilaksanakan untuk oleh organisasi
tersebut agar mencapai tujuan bersama,serta visi dan misi suatu organisasi.
Adapun tahapan-tahapan cara menyalurkan ide melalui komunikasi :
Adapun tahapan-tahapan cara menyalurkan ide melalui komunikasi :
a.
ide (gagasan) oleh sender.
b.
Perumusan yaitu dalam perumusan ini ide si sender
disampaikan oleh kata-kata.
c.
Penyaluran (transmitting) yaitu penyaluran ini bisa
lisan,tertulis,simbol maupun isyarat,dll.
d.
Tindakan yaitu tindakan ini sebagai contoh
perintah-perintah dalam organisasi dilaksanakan.
e.
Pengertian yaitu kata-kata si sender dalam perumusan
tadi dijadikan ide oleh si penerima.
f.
Penerimaan yaitu ide atau informasi ini diterima oleh penangkap
berita (receiver).
Dalam membina kerjasama dalam kelompok inilah
yang nantinya digunakan dalam rangka membina koordinasi organisasi kesatuan
gerak dan arah yang sesuai dengan arah dan tujuan organisasi. Agar tercapai
koordinasi dalam kerjasama, pada organisasi itu sangat penting dilaksanakannya
komunikasi yang tepat dan se-efektif mungkin sehingga koordinasi dan
kerja sama benar-benar dilaksanakan dengan tepat juga.
4.
Hambatan
– hambatan dalam Komunikasi
Ø
Hambatan Teknis
Keterbatasan fasilitas dan peralatan komunikasi. Dari
sisi teknologi semakin berkurang dengan adanya temuan baru dibidang kemajuan
teknologi, komunikasi dan informasi. Sehingga saluran komunikasi dapat
diandalkan dan efisien sebagai media komunikasi. Menurut Chruden dan
Sherman, dalam bukunya Personnel Management , 1976, jenis
hambatan teknis dalam komunikasi :
a. Tidak adanya
rencana dan prosedur kerja yang jelas
b. Kurangnya
informasi atau penjelasan.
c. Kurangnya
keterampilan membaca.
d. Pemilihan
media (saluran) yang kurang tepat.
Ø
Hambatan Semantik
Gangguan semantik menjadi hambatan dalam proses
penyampaian pengertian atau ide secara efektif. Definisi semantik sebagai studi
atas pengertian, yang diungkapkan lewat bahasa. Kata-kata membantu proses
pertukaran timbal balik arti dan pengertian (komunikan dan komunikator), tapi
seringkali proses penafsirannya keliru. Tidak adanya hubungan antara simbol dan
dengan apa yang di simbolkannya dapat mengakibatkan data yang dipakai
ditafsirkan sangat berbeda dari apa yang dimaksudkan sebenarnya. Untuk
menghindari misi komunikasi yang seperti ini, seorang komunikator harus memilih
kata-kata yang tepat sesuai dengan karakteristik komunikannya, dan melihai kemungkinan penafsirannya
terhadap kata-kata yang dipakai.
Ø
Hambatan Manusiawi
Terjadi
karena adanya faktor emosi dan prasangka pribadi, presepsi, kecakapan atau
ketidakcakapan, kemampuan atau ketidakmampuan panca indera manusia,dll.
Menurut
Chruden dan Sherman:
a.
Hambatan yang berasal dari perbedaan
individual manusia yaitu perbedaan umur, perbedaan presepsi,perbedaan keadaan
emosi, perbedaan status, keterampilan mendengarkan, penyaringan dan pencairan
informasi.
b.
Hambatan
yang ditimbulkan oleh iklim psikologis dalam organisasi yaitu Suasana iklim
kerja dapat mempengaruhi sikap dan perilaku staff dan efektifitas komunikasi
organisasi.
5.
Klasifikasi
Komunikasi dalam Organisasi
Dalam komunikasi organisasi terdapat
beberapa macam klasifikasi komunikasi dan diantaranya adalan sebagai berikut:
I. Dari
segi sifatnya :
a. Komunikasi
lisan
: komunikasi yang
langsung berbicara.
b. Komunikasi tertulis
: komunikasi yang melalui tulisan.
c. Komunikasi verbal
: komunikasi yang dibicarakan
/ diungkapkan.
d. Komunikasi nonverbal :
komunikasi yang tersirat.
II.
Dari segi arahnya :
a. Komunikasi
ke atas : komunikasi dari bawahan
ke atasan.
b. Komunikasi ke bawah : komunikasi dari atasan ke bawahan.
c. Komunikasi horizontal : komunikasi ke sesama manusia yang derajatnya
tingkatnya sama.
d. Komunikasi satu arah : Komunikasi tanpa ada timbal balik.
e. Komunikasi dua
arah : komunikasi dengan adanya timbal bakik /
saling berkomunikasi.
III.
Dari segi lawannya :
a. Komunikasi satu lawan satu : berbicara dengan lawan bicara yang sama.
b.
Komunikasi
satu lawan banyak(kelompok) : berbicara antara satu orang dengan satu kelompok.
c.
Komunikasi
lawan kelompok : berbicara antara satu kelompok dengan kelompok yang
lain.
IV.
Dari segi keresmiannya :
a. Komunikasi formal
: komunikasi yang langsung
resmi.
b. Komunikasi informal
: komunikasi yang tidak resmi.
6.
Faktor-faktor
Perubahan Organisasi
Secara garis
besar faktor penyebab terjadinya perubahan dapat dikelompokkan menjadi dua
yaitu:
- Faktor ekstern,
- Faktor intern.
Faktor Ekstern
Adalah penyebab perubahan yang berasal dari
luar, atau sering disebut lingkungan. Organisasi bersifat responsive terhadap
perubahan yang terjadi di lingkungannya. Oleh karena itu, jarang sekali suatu
organisasi melakukan perubahan besar tanpa adanya dorongan yang kuat dari
lingkungannya. Artinya, perubahan yang besar itu terjadi karena lingkungan
menuntut seperti itu. Beberapa penyebab perubahan organisasi yang termasuk
faktor ekstern adalah perkembangan teknologi, faktor ekonomi dan peraturan
pemerintah.
Perkembangan dan kemajuan teknologi
juga merupakan penyebab penting dilakukannya perubahan. Penggantian perlengkapan
lama dengan perlengkapan baru yang lebih modern menyebabkan perubahan dalam
berbagai hal, misalnya: prosedur kerja, kualitas dan kuantitas tenaga kerja,
jenis bahan baku, jenis output yang dihasilkan, system penggajian yang
diberlakukan yang memungkinkan jumlah bagian-bagian yang ada dikurangi atau
hubungan pola kerja diubah karena adanya perlengkapan baru.
Perkembangan IPTEK terus berlanjut
sehingga setiap saat ditemukan berbagai produk teknologi baru yang secara
langsung atau tidak memaksa organisasi untuk melakukan perubahan. Organisasi
yang tidak tanggap dan bersedia menyerap berbagai temuan teknologi tersebut
akan tertinggal dan pada gilirannya tidak akan sanggup survive.
Faktor Intern
Adalah penyebab perubahan yang berasal dari
dalam organisasi yang bersangkutan, yang dapat berasal dari berbagai sumber
antara lain:
a. Problem hubungan antar anggota
b. Problem dalam proses kerja sama
c. Problem keuangan.
Hubungan antar anggota yang kurang
harmonis merupakan salah satu problem yang lazim terjadi. Dibedakan menjadi
dua, yaitu: problem yang menyangkut hubungan atasan bawahan (hubungan yang
bersifat vertikal), dan problem yang menyangkut hubungan sesama anggota yang
kedudukannya setingkat (hubungan yang bersifat horizontal). Problem atasan
bawahan yang sering timbul adalah problem yang menyangkut pengambilan keputusan
dan komunikasi. Keputusan pimpinan yang berkenaan dengan system pengupahan,
misalnya dianggap tidak adil atau tidak wajar oleh bawahan, atau putusan
tentang pemberlakuan jam kerja yang dianggap terlalu lama, dsb.
Hal ini akan menimbulkan tingkah
laku anggota yang kurang menguntungkan organisasi, misalnya anggota sering
terlambat. Komunikasi atasan bawahan juga sering menimbulkan problem.
Keputusannya sendiri mungkin baik tetapi karena terjadi salah informasi,
bawahan menolak keputusan pimpinan. Dalam hal seperti ini perubahan yang
dilakukan akan menyangkut system saluran komunikasi yang digunakan.
Problem yang sering timbul berkaitan
dengan hubungan sesame anggota organisasi pada umumnya menyangkut masalah
komunikasi dan kepentingan masing-masing anggota.
Proses kerja sama yang berlangsung
dalam organisasi juga kadang-kadang merupakan penyebab dilakukannya perubahan.
Problem yang timbul dapat menyangkut masalah system kerjasamanya dan dapat pula
menyangkut perlengkapan atau peralatan yang digunakan. Sistem kerja sama yang
terlalu birokratis atau sebaliknya dapat menyebabkan suatu organisasi menjadi
tidak efisien. System birokrasi (kaku) menyebabkan hubungan antar anggota menjadi
impersonal yang mengakibatkan rendahnya semangat kerja dan pada gilirannya
produktivitas menurun, demikian sebaliknya. Perubahan yang harus dilakukan akan
menyangkut struktur organisasi yang digunakan.
Perlengkapan yang digunakan dalam mengolah
input menjadi output juga dapat merupakan penyebab dilakukannya perubahan.
Tujuan penggunaan berbagai perlengkapan dan peralatan dalam proses kerjasama
ialah agar diperoleh hasil secara efisien.
7.
Proses Perubahan
Dalam suatu proses itu ada
beberapa langkah untuk memenuhi tujuan organisasi tersebut yaitu :
a. Mengadakan Pengkajian
Maksudnya
adalah dalam organisasi tersebut diadakan suatu pengkajian atau proses penindak
lanjutan kegiatan – kegiatan atau cara – cara apa saja dalam organisasi
tersebut,misalnya diadakan pengkajian setiap sebulan sekali dalam organisasi
tersebut agar organisasi tersebut itu update dengan info- info yang dapat
menunjang kemajuan dan tujuan dari organisasi tersebut.
b. Mengadakan Identifikasi
Maksudnya
adalah melakukan penyelidikan atau pemeriksaan secara detail tentang
permasalahan – permasalahan apa saja yang terjadi dalam organisasi
tersebut,misalnya mengadakan identifikasi masalah kasus yang sedang terjadi
dalam organisasi tersebut setiap seminggu sekali,langkah tersebut bertujuan
agar dalam organisasi tersebut tahu bagaimana menyelesaikan masalah apa saja
yang terjadi dalam organisasi tersebut.
c. Menetapkan Perubahan
Maksudnya
adalah menetapkan suatu perubahan yang baru atau bisa dikatakan sebuah sistem
baru dalam organisasi tersebut,misalkan terjadi suatu perubahan sistem dalam
organisasi tersebut dari sistem yang lama dengan sistem yang baru dan apabila
dilihat dari kinerjanya sistem baru tersebut memang bagus dan berkembang dari
sistem yang lama,maka perubahan sistem tersebut harus ditetapkan dan
meninggalkan sistem yang lama.
d. Menentukan Strategi
Maksudnya
adalah sebelum melangkah dan memutuskan pilihan dalam suatu organisasi
tersebut, harus ditentukan dulu matang – matang atau difikirkan terlebih dahulu
kira – kira strategi apa yang dapat memajukan sebuah organisasi tersebut.
e. Melakukan Evaluasi
Maksudnya
adalah melakukan suatu perubahan – perubahan sikap dalam organisasi
tersebut,misalnya kita cari dulu apa yang salah dalam organisasi tersebut dan
solusi apa yang dapat menyelesaikan masalah tersebut lalu kita benarkan
kesalahan – kesalahan tersebut dan tidak akan mengulanginya lagi,itulah yang
disebut mengevaluasi atau bisa dikatakan melakukan sebuah perubahan atau
perbaikan dalam organisasi tersebut,dengan sering kita mengevaluasi dalam
organisasi tersebut, maka organisasi tersebut menjadi bersikap hati – hati dan
teliti dalam setiap bertindak melakukan sesuatu yang berdampak langsung dalam
organisasi tersebut.
Jadi pada
intinya organisasi itu jangan cukup puas dengan apa yang sudah di dapat,terus
mencari peluang – peluang apa saja yang kiranya dapat diminati oleh banyak
orang dan dapat memejukan organisasi tersebut,menjalin komunikasi yang baik dan
melakukan sebuah perubahan – perubahan besar yang dapat memajukan organisasi
tersebut menjadi lebih baik dan juga merubah strategi – strategi lama dengan
strategi – strategi baru yang dapat menunjang sebuah organisasi tersebut lebih
berfikir kreatif dan berguna bagi organisasi – organisasi yang lain dan
menciptakan sebuah inovasi baru dalam organisasi tersebut yang belum pernah ada
sebelumnya,dengan begitu organisasi tersebut lama – kelamaan akan menjadi
organisasi yang berkembang bahkan bisa maju.
8.
Ciri-ciri Pengembangan Organisasi
Pengembangan organisasi yang efektif memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
·
Merupakan
strategi terencana dalam mewujudkan perubahan organisasional, yang memiliki
sasaran jelas berdasarkan diagnosa yang tepat dan akurat tentang permasalahan
yang dihadapi oleh suatu organisasi.
·
Merupakan
kolaborasi antara berbagai pihak yang akan terkena dampak perubahan yang akan
terjadi terhadap suatu organisasi.
·
Menekankan
cara-cara baru yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja seluruh organisasi
dan semua satuan kerja dalam organisasi.
·
Mengandung
nilai humanistik dimana pengembangan potensi manusia menjadi bagian terpenting.
·
Menggunakan
pendekatan komitmen sehingga selalu memperhitungkan pentingnya interaksi,
interaksi dan interdependensi antara organisasi sau dengan organisasi yang
lainnya.
·
Berbagai
satuan kerja sebagai bagian integral di suasana yang utuh.
Apabila selama ini kita hanya
mengenal pembelajaran pada tingkat individu dan kelompok, maka perkembangan
manajemen telah mengenal pembelajaran organisasi (learning organization), yang secara sederhana dapat diartikan
sebagai :
Organisasi yang secara terus menerus
melakukan perubahan diri agar dapat mengelola pengetahuan lebih baik lagi,
memanfaatkan tekhnologi, memberdayakan sumber daya, dan memperluas area
belajarnya agar mampu bertahan di lingkungan yang selalu berubah.
9.
Metode Pengembangan
Organisasi
Metode
Pengembangan Organisasi
1.
Metode
Pengembangan Perilaku.
Metode pengembangan perilaku atau Behavioral Development Methode merupakan
metode yang berusaha menyelidiki secara mendalam tentang proses perilaku
kelompok dan individu.
·
PROGRAM
GERADI MANAJEMEN
Program yang
mengkombinasikan pelatihan kepemimpinan dan latihan pengembangan
kelompok.
·
PEMBINAAN
TIM
Suatu tehnik
manajemen yg mencakupkan sejumlah metode spesifik untuk membentuk kerja
tim yang efektif, baik didalam maupun di antara kelompok kerja.
·
PERENCANAAN
KEHIDUPAN
Suatu metode
pengembangan yg mendorong dan memungkinkan orang orang memainkan peran
aktif dalam memadukan karier dan aktivitas kehidupan mereka kearah hasil
yang memuaskan
·
PELATIHAN
KEPEKAAN
Metode yang
diterapkan secara luas untuk membantu orang orang mempelajari cara
peningkatan ketrampilan antar pribadi mereka.
2. Metode
Pengembangan Struktur
a. Manajemen
Berdasarkan Sasaran/Manajemen by Objective (mbo)
Membantu
menyediakan wewenang lebih besar bagi setiap orang untuk menentukan
tujuan pekerjaan mereka
b. Sistem
4
Merupakan
pendekatan yg diterapkan secara luas untuk mengembangkan karakteristik
desain organik dalam suatu organisasi
c. Teknologi
Desain Maps(multivariate analysis)
Metode
mendesain organisasi berdasarkan hubungan yg dipandang perlu untuk
melaksankan tugas individu
10. Pengertian komunikasi
Komunikasi
adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada orang
lain dengan menggunakan lambang-lambang yang bermakna bagi kedua pihak, dalam
situasi yang tertentu komunikasi menggunakan media tertentu untuk merubah sikap
atau tingkah laku seorang atau sejumlah orang sehingga ada efek tertentu yang
diharapkan.
11. Tipe-tipe Kepemimpinan
a.
Tipe Kepemimpinan Kharismatis
Tipe kepemimpinan karismatis memiliki kekuatan energi,
daya tarik dan pembawaan yang luar biasa untuk mempengaruhi orang lain,
sehingga ia mempunyai pengikut yang sangat besar jumlahnya dan
pengawal-pengawal yang bisa dipercaya. Kepemimpinan kharismatik dianggap memiliki
kekuatan ghaib (supernatural power) dan kemampuan-kemampuan yang superhuman,
yang diperolehnya sebagai karunia Yang Maha Kuasa. Kepemimpinan yang
kharismatik memiliki inspirasi, keberanian, dan berkeyakinan teguh pada
pendirian sendiri. Totalitas kepemimpinan kharismatik memancarkan pengaruh dan
daya tarik yang amat besar.
b.
Tipe Kepemimpinan Paternalistis/Maternalistik
Kepemimpinan paternalistik
lebih diidentikkan dengan kepemimpinan yang kebapakan dengan sifat-sifat
sebagai berikut:
(1) mereka menganggap bawahannya sebagai manusia yang
tidak/belum dewasa, atau anak sendiri yang perlu dikembangkan
(2) mereka bersikap terlalu melindungi
(3) mereka jarang memberikan kesempatan kepada bawahan
untuk mengambil keputusan sendiri
(4) mereka hampir tidak pernah memberikan kesempatan
kepada bawahan untuk berinisiatif
(5) mereka memberikan atau hampir tidak pernah
memberikan kesempatan pada pengikut atau bawahan untuk mengembangkan imajinasi
dan daya kreativitas mereka sendiri, (6) selalu bersikap maha tahu dan maha
benar.
Sedangkan tipe kepemimpinan
maternalistik tidak jauh beda dengan tipe kepemimpinan paternalistik, yang
membedakan adalah dalam kepemimpinan maternalistik terdapat sikap over-protective
atau terlalu melindungi yang sangat menonjol disertai kasih sayang yang
berlebih lebihan.
c.
Tipe Kepemimpinan Militeristik
Tipe kepemimpinan militeristik
ini sangat mirip dengan tipe kepemimpinan otoriter. Adapun sifat-sifat dari
tipe kepemimpinan militeristik adalah: (1) lebih banyak menggunakan sistem
perintah/komando, keras dan sangat otoriter, kaku dan seringkali kurang
bijaksana, (2) menghendaki kepatuhan mutlak dari bawahan, (3) sangat menyenangi
formalitas, upacara-upacara ritual dan tanda-tanda kebesaran yang berlebihan,
(4) menuntut adanya disiplin yang keras dan kaku dari bawahannya, (5) tidak
menghendaki saran, usul, sugesti, dan kritikan-kritikan dari bawahannya, (6)
komunikasi hanya berlangsung searah.
d.
Tipe Kepemimpinan Otokratis (Outhoritative, Dominator)
Kepemimpinan otokratis memiliki ciri-ciri antara
lain: (1) mendasarkan diri pada kekuasaan dan paksaan mutlak yang harus
dipatuhi, (2) pemimpinnya selalu berperan sebagai pemain tunggal, (3) berambisi
untuk merajai situasi, (4) setiap perintah dan kebijakan selalu ditetapkan sendiri,
(5) bawahan tidak pernah diberi informasi yang mendetail tentang rencana dan
tindakan yang akan dilakukan, (6) semua pujian dan kritik terhadap segenap anak
buah diberikan atas pertimbangan pribadi, (7) adanya sikap eksklusivisme, (8)
selalu ingin berkuasa secara absolut, (9) sikap dan prinsipnya sangat
konservatif, kuno, ketat dan kaku, (10) pemimpin ini akan bersikap baik pada
bawahan apabila mereka patuh.
e.
Tipe Kepemimpinan Laissez Faire
Pada tipe kepemimpinan ini praktis pemimpin tidak
memimpin, dia membiarkan kelompoknya dan setiap orang berbuat semaunya sendiri.
Pemimpin tidak berpartisipasi sedikit pun dalam kegiatan kelompoknya. Semua
pekerjaan dan tanggung jawab harus dilakukan oleh bawahannya sendiri. Pemimpin
hanya berfungsi sebagai simbol, tidak memiliki keterampilan teknis, tidak
mempunyai wibawa, tidak bisa mengontrol anak buah, tidak mampu melaksanakan
koordinasi kerja, tidak mampu menciptakan suasana kerja yang kooperatif.
Kedudukan sebagai pemimpin biasanya diperoleh dengan cara penyogokan, suapan
atau karena sistem nepotisme. Oleh karena itu organisasi yang dipimpinnya
biasanya morat marit dan kacau balau.
f.
Tipe Kepemimpinan Populistis
Kepemimpinan populis berpegang teguh pada nilai-nilai
masyarakat yang tradisonal, tidak mempercayai dukungan kekuatan serta bantuan
hutang luar negeri. Kepemimpinan jenis ini mengutamakan penghidupan kembali
sikap nasionalisme.
g.
Tipe Kepemimpinan
Administratif/Eksekutif
Kepemimpinan tipe administratif ialah kepemimpinan
yang mampu menyelenggarakan tugas-tugas administrasi secara efektif.
Pemimpinnya biasanya terdiri dari teknokrat-teknokrat dan
administratur-administratur yang mampu menggerakkan dinamika modernisasi dan
pembangunan. Oleh karena itu dapat tercipta sistem administrasi dan birokrasi
yang efisien dalam pemerintahan. Pada tipe kepemimpinan ini diharapkan adanya
perkembangan teknis yaitu teknologi, indutri, manajemen
modern dan perkembangan sosial ditengah masyarakat.
h.
Tipe Kepemimpinan Demokratis
Kepemimpinan demokratis berorientasi pada manusia dan
memberikan bimbingan yang efisien kepada para pengikutnya. Terdapat koordinasi
pekerjaan pada semua bawahan, dengan penekanan pada rasa tanggung jawab
internal (pada diri sendiri) dan kerjasama yang baik. kekuatan kepemimpinan
demokratis tidak terletak pada pemimpinnya akan tetapi terletak pada
partisipasi aktif dari setiap warga kelompok.
12. Teori-teori kepemimpinan
1.
Teori
Keturunan
Inti daripada teori ini, ialah :
a. Leaders are born not made.
b. Seorang pemimpin menjadi pemimpin karena bakat – bakat yang dimiliki sejak dalam kandungan.
c. Seorang pemimpin lahir karena memamng ditakdirkan. Dalam situasi apapun tetap muncul menjadi pemimpin karena bakat-bakatnya.
Inti daripada teori ini, ialah :
a. Leaders are born not made.
b. Seorang pemimpin menjadi pemimpin karena bakat – bakat yang dimiliki sejak dalam kandungan.
c. Seorang pemimpin lahir karena memamng ditakdirkan. Dalam situasi apapun tetap muncul menjadi pemimpin karena bakat-bakatnya.
2.
Teori
Kejiwaan.
a. Leaders are made and not born.
b. Merupakan kebalikan atau lawan dari teori keturunan.
c. Setiap orang bias menjadi pemimpin melalui proses pendidikan dan pengalaman yang cukup.
a. Leaders are made and not born.
b. Merupakan kebalikan atau lawan dari teori keturunan.
c. Setiap orang bias menjadi pemimpin melalui proses pendidikan dan pengalaman yang cukup.
a. Timbul sebagai reaksi terhadap teori genetis dan teori social.
b. Seseorang hanya akan berhasil menjadi seorang pemimpin, apabila pada waktu ahir telah memiliki bakat, dan bakat tersebut kemudian dikembangkan melalui proses pendidikan yang teratur dan pengalaman.
c. Teori ini memanfaatkan segi-segi positif teori genetis dan teori social.
d. Teori yang mendekati kebenaran.B. Teori Kepemimpinan Berdasarkan Sifat
Di tinjau dari segi sejarah, pemimpin atau kepemimpinan lahir sejak nenek moyang, sejak terjadinya hubungan kerjasama atau usaha bersama antara manusia yang satu dengan dengan manusia yang lain untuk menjapai tujuan bersama yang telah ditetapkan. Jadi kepemimpinan lahir bersama – sama timbulnya peradaban manusia.
• Machiavelli
Ia terkenal tentang nasehatnya mengenai kebijaksanaan yang harus dimiliki oleh seorang Perdana Mentri, yaitu antara lain harus mempunyai keahlian dalam :
a. Upacara – upacara ritual, kebaktian keagamaan
b. Peratuaran dan perundang – undangan
c. Pemindahan dan pengangkutan
d. Pemberian honorium/pembayaran dan kepangkatan
e. Upacara – upacara dan adat kebiasaan.
f. Pemindahan pegawai untuk menhindarkan kegagalan
g. Bertani dan pekerjaan lainnya.
• Empuh Prapanca dengan bukunya yang terkenal Negara Kertagama menyebut 15 sifat yang baik yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin yaitu:
a. Wijana, sikap bijaksana
b. Mantri wira, sebagai pembela negara sejati
c. Wicaksaning naya, bijaksana dalam arti melihat masa lalu, kemampuan analisa, mengambil keputusan dengan cepat dan tepat.
d. Matanggwan, mendapat kepercayaan yang tinggi dari yang dipimpinnya.
e. Satya bakti haprabu, setia dan bakati kepada atasan (loyalitas).
f. Wakjana, pandai berpidato dan berdiplomasi.
g. Sajjawopasama, tidak sombong, rendah hati, manusiawi.
h. Dhirrottsaha, bersifat rajin sungguh- sungguh kreatif dan penuh inisiatif.
i. Tan-lalana, bersifat gembira, periang.
j. Disyacitra, Jujur terbuka.
k. Tancatrisan, tidak egoistis.
l. Masihi Samastha Bhuwana, bersifat penyayang, cinta alam.
m. Ginong Pratidina, tekun menegakkan kebenaran.
n. Sumantri, sebagai abdi negara yang baik.
o. Ansyaken musuh, mampuh memusnakan setiap lawan.
• Ajaran Hasta Brata.
Hasta Bhrata (delapan pedoman pilihan) yang terdapat dalam kitab Ramayana berisi sifat - sifat positif sebagai pedoman bagi setiap pemimpin adalah :
a. Sifat matahari (surya) Yaitu:
- Menerangi dunia dan memberi kehidupan pada semua mahluk.
- Menjadi penerang selurah rakyat.
- Jujur dan rajin bekerja sehingga negara aman dan sentosa.
b. Sifat bulan (candra) yaitu:
- Memberi penerangan terhadap rakyat yang sedang dalam kegelapan (kesulitan)
- Menerangkan perasaan dan melindungi rakyat sehingga terasa tentram untuk menjalankan tugas masing- masing.
c. Sifat Bintang (kartika) yaitu:
- Menjadi pusat pandangan sumber susila dan budaya, dan menjadi suri tauladan
d. Sifat Awan yaitu :
- Dapat menciptakan kewibawaan
- Tindakan mendorong agar rakyat tetap taat.
e. Sifat Bumi yaitu:
- Ucapanya sederhana.
- Teguh, dan kokoh pendiriannya.
f. Sifat Samudera,yaitu:
- mempunyai pandangan yang luas
- membuat rakyat seia sekata.
g. Sifat Api (Agni) yaitu:
- Menghukum siapa saja yang bersalah tanpa pandang bulu.
h. Sifat Angin (Bayu) yaitu :
- terbuka dan tidak ragu – ragu terhadap semua masalah
- Bersikap adil terhadap siapa pun.