PENGERTIAN DAN JENIS-JENIS DIKSI
1.
Pengertian Diksi
Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia, diksi adalah pemilihan kat yang tepat dan selaras dalam penggunaanya
sehingga dapat memberikan kesan dan makna sesuai dengan harapan.
Fungsi dari diksi antara lain
:
a. Mudah
dipahami.
Pemilihan
diksi yang tepat dan selaras akan memudahkan pembaca atau pendengar lebih mudah
dalam memahami arti kata atau makna kalimat atau gagasan yang hendak ingin
disampaikan. Pemilihan diksi dilakukan dengan memperhatikan situasi yang
sedang berlangsung. Sehingga tidak terjadi kesalah pahaman terhadap apa yang
disampaikan oleh pembicara atau penulis.
b. Mendapatkan
tujuan.
Dengan
menggunakan diksi yang tepat, maka peluang untuk mendapatkan tujuan lebih
besar. Hal ini karena komunikasi yang berlangsung sangat efektif selain itu
pemilihan kata yang sesuai dengan suasana resmi ataupun tidak resmi akan
menciptakan ekspresi tertentu yang dapat menyenangkan pendengar atau pembaca.
c.
Melambangkan gagasan yang di ekspresikan
secara verbal.
d.
Membentuk gaya ekspresi gagasan yang
tepat (sangat resmi, resmi, tidak resmi) sehingga menyenangkan pendengar atau
pembaca.
2.
Manfaaat Diksi
a. Dapat membedakan secara cermat
kata-kata denitatif dan konotatif, bersinonim dan hapir bersinonim, kata-kata
yang mirip dalam ejaannya.
b. Dapat membedakan kata-kata ciptaan
sendiri dan juga kata yang mengutip dari orang yang terkenal yang belum
diterima dimasyarakat. Sehingga dapat menyebabkan kontroversi dalam masyarakat
3.
Diksi terdiri dari delapan elemen yaitu
:
·
Fonem
·
Silabel
·
Konjungsi
·
Hubungan
·
kata benda
·
kata kerja
·
infleksi
·
uterans
Setiap kata memiliki makna tertentu
untuk membuat gagasan yang ada dalam benak seseorang. Bahkan makna kata bisa
saja “diubah” saat digunakan dalam kalimat yang berbeda. Hal ini mengisyaratkan
bahwa makna kata yang sebenarnya akan diketahui saat digunakan dalam kalimat. Lebih
dari itu, bisa saja menimbulkan dampak atau reaksi yang berbeda jika digunakan
dalam kalimat yang berbeda. Berdasarkan hal itu dapat dikatakan bahwa diksi
memegang tema penting sebagai alat untuk mengungkapkan gagasan dengan
mengharapkan efek agar sesuai.
Pendapat lain dikemukakan oleh Keraf (1996: 24) yang menurunkan tiga
kesimpulan utama mengenai diksi, antara lain sebagai berikut:
·
Pilihan kata atau diksi mencakup pengertian kata-kata
mana yang dipakai untuk menyampaikan gagasan, bagaimana membentuk
pengelompokkan kata-kata yang tepat.
·
Pilihan kata atau diksi adalah kemampuan membedakan
secara tepat nuansa-nuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan dan
kemampuan menemukan bentuk yang sesuai atau cocok dengan situasi dan nilai rasa
yang dimiliki kelompok masyarakat pendengar.
·
Pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan
penguasaan sejumlah besar kosa kata atau perbendaharaan kata bahasa. Dari
beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa diksi adalah pemilihan dan
pemakaian kata oleh pengarang dengan mempertimbangkan aspek makna kata yaitu
makna denotatif dan makna konotatif sebab sebuah kata dapat menimbulkan
berbagai pengertian.
4.
Jenis-jenis Diksi menurut Keraf, (1996:
89-108) adalah sebagai berikut:
a. Denotasi
Makna denotasi
merupakan makna kata yang sesuai dengan makna yang sebenarnya atau sesuai
dengan makna kamus. Makna denotasi lazim disebut 1) makna konseptual yaitu
makna yang sesuai dengan hasil observasi (pengamatan) menurut penglihatan,
penciuman, pendengaran, perasaan, atau pengalaman yang berhubungan dengan
informasi (data) faktual dan objektif. 2) makna sebenarnya, umpamanya, kata
kursi yaitu tempat duduk yang berkaki empat (makna sebenarnya). 3) makna lugas
yaitu makna apa adanya, lugu, polos, makna sebenarnya, bukan makna kias.
Contoh :
Contoh :
·
Adik makan nasi. ( makan artinya memasukkan
sesuatu ke dalam mulut )
·
Harga kambing hitam itu sangat mahal. (
kambing hitam bermakna kambing yang memiliki warna hitam )
b. Konotasi
Suatu jenis
makna kata yang mengandung arti tambahan,imajinasi atau nilai rasa tertentu.
Konotasi merupakan kesan-kesan atau asosiasi-asosiasi, dan biasanya bersifat
emosional yang ditimbulkan oleh sebuah kata di samping batasan kamus atau
definisi utamanya. Konotasi mengacu pada makna kias atau makna bukan
sebenarnya.
Contoh makna
konotasi:
·
Rumah itu luas sekali.
·
Banyak sekali orang yang menghadiri pertemuan itu.
c. Kata abstrak
Kata yang
mempunyai referen berupa konsep, kata abstrak sukar digambarkan karena
referensinya tidak dapat diserap dengan pancaindera manusia. Kata-kata abstrak merujuk
kepada kualitas (panas, dingin, baik, buruk), pertalian (kuantitas, jumlah,
tingkatan), dan pemikiran (kecurigaan, penetapan, kepercayaan). Kata-kata
abstrak sering dipakai untuk menjelaskan pikiran yang bersifat teknis dan
khusus.
d. Kata konkrit
Kata yang menunjuk pada sesuatu yang
dapat dilihat atau diindera secara langsung oleh satu atau lebih dari
pancaindera. Katakata konkrit menunjuk kepada barang yang actual dan spesifik
dalam pengalaman. Kata konkrit digunakan untuk menyajikan gambaran yang hidup
dalam pikiran pembaca melebihi kata-kata yang lain.
Contoh kata
konkrit :
·
Meja
·
Kursi
·
Rumah
·
mobil dsb.
e. Kata umum
Kata yang mempunyai cakupan ruang
lingkup yang luas, kata-kata umum menunjuk kepada banyak hal, kepada himpunan,
dan kepada keseluruhan.
Contoh kata
umum: binatang,
tumbuh-tumbuhan, penjahat, kendaraan.
f. Kata khusus
Kata-kata
yang mengacu kepada pengarahanpengarahan yang khusus dan konkrit. Kata khusus
memperlihatkan kepada objek yang khusus.
Contoh kata
khusus: Yamaha, nokia, kerapu, kakak tua,sedan.
g. Kata ilmiah
Kata yang dipakai oleh kaum terpelajar, terutama dalam tulisan-tulisan
ilmiah.
Contoh kata
ilmiah: analogi, formasi, konservatif, fragmen, kontemporer.
h. Kata populer
Kata-kata
yang umum dipakai oleh semua lapisan masyarakat, baik oleh kaum terpelajar atau
oleh orang kebanyakan.
Contoh
kata popular: bukti, rasa kecewa, maju, gelandangan.
i.
Jargon
Kata-kata teknis atau rahasia dalam
suatu bidang ilmu tertentu, dalam bidang seni, perdagangan, kumpulan rahasia,
atau kelompok-kelompok khusus lainnya.
Contoh
jargon: sikon (situasi dan kondusi), pro dan kon (pro dan kontra), kep (kapten),
dok (dokter), prof (professor).
j.
Kata slang
Kata-kata
non standard yang informal, yang disusun secara khas, bertenaga dan jenaka yang
dipakai dalam percakapan, kata slang
juga merupakan kata-kata yang tinggi atau murni.
Contoh kata
slang: mana tahan, eh ketemu lagi, unyu-unyu, cabi.
k. Kata asing
Unsur-unsur
yang berasal dari bahasa asing yang masih dipertahankan bentuk aslinya karena
belum menyatu dengan bahasa aslinya.
Contoh kata
asing: computer, cyber, internet, go public.
l.
Kata serapan
Kata dari
bahasa asing yang telah disesuaikan dengan wujud atau struktur bahasa
Indonesia.
Contoh kata
serapan: ekologi, ekosistem, motivasi, music, energi.
m. Kata baku dan non-baku
Kata baku adalah sebagai bahasa resmi dan sebagai kerangka
rujukan norma bahasa indonesia dalam penggunaannya. Suatu ragam penggunaan
bahasa yang dilembagakan dan diakui oleh sebagian besar warga masyarakat
pemakainya sebagai bahasa resmi.
Fungsi Bahasa Baku :
- Fungsi pemersatu, karena bahasa merupakan wahana dan pengungkap kebudayaan nasional.
- Fungsi Penanda kepribadian, indonesia membedakan dirinya dengan menggunakan bahasa indonesia sebagai identitas bangsa.
- Fungsi Penambah wibawa, gengsi yang lekat pada bahasa Indonesia baku menambahkan wibawa pada setiap orang yang dapat menguasai bahasa dengan mahir.
- Fungsi Kerangka acuan, merupakan ukuran tentang tepat atau tak tepat pemakaian bahasa dalam situasi tertentu.
Kata takbaku adalah kata yang tidak sesuai dengan kaidah mengenai
kata dalam bahasa indonesia. Dalam artikata, kata tak baku adalah kata tidak
resmi. Suatu ragam penggunaan bahasa yang tidak dilembagakan dan ditandai oleh
ciri-ciri yang menyimpang dari aturan bahasa baku. Dipakai dalam situasi tidak resmi.
KATA BAKU
|
KATA TAK BAKU
|
kemarin
|
kemaren
|
ijazah
|
ijasah
|
zaman
|
jaman
|
DAFTAR PUSTAKA:
1. Amran,
Tasai. 2010. Cermat Berbahasa Indonesia. (Jakarta :CV Akademika
Pressindo.
2. Keraf,
Gorys. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta
: Gramedia. 2006.
3. Hs, Widjono.
2007. Bahasa Indonesia Mata Kuliah
Pengenmbangan Kepribadian di Perguruan Tinggi. Jakarta : Grasindo.
4. Rahaedi,
Kunjana. 2003. Bahasa Indonesia perguruan tinggi. Erlangga. Jakarta
5. http://teorikux.blogspot.co.id/2013/10/diksi-pilihan-kata.html
, 04-10-2015 , Pukul : 12.00
0 komentar:
Posting Komentar